Kita dan Persepsi Kita
Persepsi atau biasa yang disebut sudut pandang merupakan pemberian makna terhadap sesuatu peristiwa, perilaku dan informasi yang berasal dari panca indra (sensory stimuli), yang akan memberikan pengalaman, dan pengalaman yang akan menyimpan kenangan dalam gudang memory setiap manusia. Nah, begitu pentingnya persepsi bukan dalam kehidupan sehari - hari ?
Dengan persepsi kamu dapat meilihat dunia mu, dan begitu juga orang lain akan menilai kamu sesuai dengan persepsi yang ia miliki.
Mungkin dalam postingan sebelumnya saya sudah beberapa kali membahas mengenai persepsi dalam komunikasi intrapersonal, namun dalam bagian ini saya akan sedikit membahas bagaimanakah cara kita membangun persepsi yang positif terhadap lingkungan sekitar. Beradasarkan buku "Kepemimpinan : Memahami Perilaku Manusia Menilai Kepekaan Terhadap Isyarat" Oleh Jems C. Cribbin berikut adalah hal hal yang dapat kita lakukan untuk membangun persepsi positif di lingkungan kita bekerja :
1. Amati Dengan Teliti
Daya menanggapi sesuatu merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, Ini dimulai dengan suatu sikap membebaskan pikiran anda sedapat mungkit dari prasangka, pilihan dan sebagainya. Dilanjutkan dengan memisahkan isyarat yang relevan dan tidak relevam. Yakinkanlah bahwa KESAN PERTAMA ADALAH DATA bukan kesimpulan, kesan pertama hanyalah hipotesis yang kemudian akan dibenarkan, disesuaikan atau diubah sama sekali oleh masukan selanjutnya.
2. Jangan Tergesa gesa Mengambil Kesimpulan
Tidak usah dicari, perubahan itu pasti dikarenakan duniapun berubah dalam setiap
detik, menit dan jam, Begitu juga lingkungan ditempat kita bekerja, data yang kita dapatkan bisa saja berubah dalam hitungan detik dikarenakan adanya stimulus dari lingkungan lainnya, oleh karenanya jangan terlalu cepat dalam mengambil kesimpulan, biasakanlah tidak malas dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu. Orang lain bisa cepat berubah, dan pandangan kitapun harus ikut berubah. Pendeknya, bukalah pikiran kita dalam data baru, jangan tertutup dan malas dalam menilai segala sesuatu.
3. Hentikan Kebiasaan
Kadang kebiasaan membuat kita buta, kadang kadang terutama mengenai orang yang sering menjengkelkan kita, coba usahakan lah hubungan kita dengan mereka menjadi objektif dan cbala dengan sadar melihat mereka dari sudut pandangan yang lain daripada yang kita gunakan dari masa lalu. Hasil terbaik dalam cara ini adalah kita dapat melihat sisi baik dari mereka. Jika kamu merasa terlalu naif dengan cara ini coba dua pertanyaan yang perlu dijawab dalam menerapkan metode ini.
Banyak orang tidak yang melihat kamu sama seperti kamu yang dulu dikenal, padahal kamu sudah melakukan perubahan dalam memperbaiki diri ?
Bagaimanakan perasaan jika kamu dinilai demikian ?
4. Hentikan 4 Jebakan Persepsi
Efek Halo, Steriotipe, Ketegaran Persepsi, dan Proyeksi merupakan perangkat berbahya.
Sejauh apa bahayanya ?
Efek halo adalah ketika keseluruhan penilaian secara umum memberikan kesan positif atau negatif dari seseorang yang menunjukkan peringkatnya di semua dimensi peringkat yang mempengaruhi kita dalam memeberikan penilaian, Ya dengan adanya perangkat ini terkadang kita memberikan kesan pemenuhan terhadap penilain yang kita harapkan misalnya saja orang diam dianggap orang yang tidak ambisi, dll. Kita mensteriotipekan seseorang dengan memberikan penilaian sesuai dengan kelompok tertentu, misalnya saja Ia lulusan luar negeri pasti dia pintar dan berasal dari keluarga berada. Sedangkan ketegaran perseptual meliputi pengabaian, hambatan dan pengingkaran atau pengisolasian suatu kejadian yang tidak cocok dengan pengalaman anda di masa lalu. MIsalnya saja : saya berpengalaman dulu dengan orang berzodiak Scorpio tidak cocok, jadi saya tidak mau mempunyai hubungan dengan orang yang berzodiak tersebut (wkwkwk misalnya). Proyeksi, menaggungkan pada orang lain kesalahan yang telah diperbuat, atau melihat negatif kita kepada orang lain.Peribahasanya sih orang mengukur ukuran baju seseorang besar atau tidaknya berdasarkan ukuran yang ia gunakan. Hmmm
5. Berkembang menurut pandangan diri
Sebagian besar dari antara kita menjadi penyebab masalah yang kita miliki, namun karena kita manusia kita cendrung menyalah kan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Kadang ada beberapa pertanyaan yang harus kita ajukan dalam diri kita sendiri :
- Apakah yang menyebabkan saya sulit mempersepsikan secara positif terhadap orang lain ?
- Apakah yang membuatkan saya menarik dan sifat buruk saya yang terkadang membiat orang lain menjauh dari saya ?
- Kapan saya terakhir kali saya menilai diri saya sendiri berdasarkan persepsi orang lain ?
- Berapa kali saya mendengar suara saya sendiri ketika saya mengobrol dengan orang lain ?
- Kapan terkahir kali saya mengmati interaksi saya sendiri dengan orang lain seperti mereka melihatnya ?
- Perubahan di orang lain yang membuat dirinya lebih baik dari hari ke hari ?
Jawaban jujur dalam pertanyan tersebut mungkin bisa membantu kita untuk menjadi lebih peka terhadap pandangan kita terhadap orang lain.
---------------------------------------------------------------------
Semua orang merupakan pusat dunia dari pengalaman mereka sendiri, mereka bereaksi berdasarkan pengalaman dan cerita yang mereka punya dan mungkin dialami. Bahasa perasaan dan emosi terkadang jauh lebih mendorong ketimbangan pengetahuan intelektual, semua perilaku bagaimanapun tidak logis atau aneh kelihatannya bagi orang yang tidak terlibat, akan menajdi masuk akal bagi orang yang bersangkutan ketika mereka memeliki pengalaman tersebut. Keadaan yang benar benar dimengerti adalah kedaan yang pernah dialami oleh orang sendiri. Tindakan yang benar benar dipahami adalah tindakan yang melibatkan seseorang dalam melakukan sesuatu,
Ya cukup sekian tulisan yang ga seberapa ini, semoga bermanfaat ya
Comments
Post a Comment