Komunikasi efektif ala Psikolog Komunikasi Terkenal


Komunikasi ? Setiap harinya kita melakukan komunikasi, Namun apakah komunikasi yang kita lakukan efektif ? Sebelum memahi artian dari komunikasi efektif. Yuk berkenalan dengan komunikasi dahulu. Singkatnya komunikasi adalah segala usaha penyampaian pesan dari seseorang. Manusia adalah mahluk sosial sehingga komunikasi merupakan hal yang mutlak kebutuhan manusia.
Bagaimana jika manusia tidak berkomunikasi ? Akan saya bahas di artikel selanjutnya.
 Ada pepatah yang mengatakan lebih baik diam, dari pada berbicara namun tak bermakna.Ya setiap kita berkomunikasi pastinya kita akan mengharapkan adanya feedback dari pihak yang kita sampaikan pesan bahasa kerennya sih "komunikan" dan maksud yang kita sampaikan dimengerti dari pihak komunikan.

Komunikasi Efektif  adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.seperti yang di nyatakan oleh Ashley Montagu, kita belajar menjadi manusia melalui komunikasi. Bagaimana ia menafsirkan pesan yang di sampaikan orang lain dan bagai mana ia menyampaikan perasaanya pada orang lain, menentukan kepribadinya. Manusia bukan di bentuk oleh lingkungan, tapi oleh caranya menerjemahkan pesan-pesan yang diterimanya.
Bagaimana tanda-tanda komunikasi yang efektif? Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1974:9-13) Paling tidak menimbulkan 5 hal sebagai berikut

PENGERTIAN 



Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulus seperti yang di maksud oleh komunikator, artinya komunikan mengerti maksud dari komunikator, seperti motif pesan. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat di sebut kegagalan komunikasi primer (Primary Breakdown in communication). Untuk menghindari hal ini kita perlu memahami paling tidak psikologi pesan dan psikologi komunikator.(Nanti akan ada pembahasan di artikel lain)
 Seringkali terjadi kesalahpahaman antara komunikator dan komunikan oleh karenanya sering kali kita mengenal istilah missunderstanding dan misskomunikasi. (btw kedua kata ini berbeda loh maknanya, sudah kah kalian tau ?) 
Tahukah kallian salah satu pecahnya PD II antara Jepang-US dipicu oleh salah penerjemaah kata  "Mokusatsu" ( Jepang = "kami akan menaati ultimatum tuan tanpa komentar" US = No comment) Saat PD berlangsung maksud hati Jepang bermaksud membalas ultimatum US dengan kata tersebut, dan US menerima pesan tersebut dan mencari di kamus Jepang - Inggris artinya no comment. Menurut berbagai sumber salah satu pemicu PD II adalah missunderstanding ini.

KESENANGAN
Tidak semua komunikasi di tujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. 
 Misalnya untuk membangun komunikasi yang efektif kita dapat memberikan pujian kepada lawan bicara kita seperti mengomentari postif warna baunya, atau bahkan potongan rambut barunya, karena pada dasarnya setiap manusia suka di puji bukan ? Melalui pembangunan hubungan komunikasi seperti ini kita dapat membangun keseanangan terjadilah komunikasi yang efektif. Oh ya satu lagi, salah satu tips kamu bisa mengetahui apakah orang tersebut menyukaimu atau tidak dengan cara membuat sedikit jokes, Jika dengan mudahnya orang tersebut tertawa mengenai jokes yang kamu berikan kemungkinan orang tersebut menyukai untuk berbicara denganmu. Jika tidak, cobalah berusaha lebih! Good Luck then  
 Nah, Komunikasi ini lazim di sebut komunikasi fatis (Phatic Communication), di maksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan. Pehaman mengenai komunikasi interpersonal sangat di perlukan dalam bagian ini. 

MEMPENGARUHI SIKAP

Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain. Guru ingin mengajak muridnya mencintai ilmu pengetahuan. Pemasang iklan ingin merangsang selera konsumen dan mendesaknya untuk membeli. Semua ini adalah komunikasi persuasif yang memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator. Dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikate persuasi di definisikan sebagai “proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri“ (kamus ilmu komunikasi, 1979).

HUBUNGAN SOSIAL YANG BAIK
Komunikasi juga di tujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Abraham Maslow (980: 80-92) Menyebutnya Kebutuhan hubungan yang positif ”Kebutuhan akan tinta” atau “belogingness” William Schuz (1966) Merinci kebutuhan soal ini kedalam 3 hal inclusion, control, effection. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memusatkan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), Pengendalian dan kekuasaaan (control), dan cinta serta kasih sayang (effection). Cara singkat kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan dan di kendalikan, dan kita ingin mencintai dan di cintai. Kebutuhan sosial ini hanya dapat di penuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.
TINDAKAN
Di atas kita telah membicarakan mempersuasi sebagai komunikasi untuk mempengaruhi sikap. Persuasi juga di tujukan untuk melahirkan tindakan yang di kehendaki. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar, tapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar mendorong orang bertindak namun efektifitas komunikasi biasanya di ukur dari tindakan nyata yang di lakukan komunikate (Orang yang di ajak komunikasi). Pemasangan iklan sukses bila orang membeli barang yang di tawarkan. Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektifitas komunikasi yang paling penting. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ini bukan saja memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses komunikasi, tapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku manusia.
Nah yang paling penting adalah menrut pendapat saya sendiri kita mengerti siapa lawan bicara kita dan mengerti dengan situasi kondisi yang ada. Karena dari pemahan itu lah semua  komunikasi efektif bisa dibangun.. 
sumber :Drs.Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, 2016. 

Comments